Monday, October 28, 2019

Review Film Terminator: Dark Fate


Film Terminator sudah bukan merupakan film asing lagi bagi para penikmat film. Jangankan penggemar film bergenre fiksi ilmiah, bahkan di kalangan penyuka para flim awam pun berkemungkinan besar mengenalnya. Pada sejak pertama kali keluar pada tahun 1984, pada saat itu dunia sedang di perkenalkan dengan sosok manusia mesin pembunuh yang berjuluk Terminator, film yang di perankan oleh Arnold Schwazenehher ini menjadi satu film aksi yang bergenre fiksi ilmiah yang paling pupuler.

Sesudah dua installment berhasil, film ini harus kehilangan otak brilian di baliknya yakni James Cameron. Padahal, dari gagasan James Cameron lah film ini di mulai. Tidak hanya itu, selepas kepergiaan dari James Cameron, film ini pelan-pelan mulai kehilangan kualitasnya, walaupun secara raihan, masih bisa terhitung lumayan komersial.

Tidak ada kontribusi dari James Cameron, film aslinya sempat mendatangkan babak ketiganya, yang mengusung tajuk tambahan seperti: Rise Of The Machines, yang di mana masih di peranka oleh Arnie akan tetapi, minus Linda Hamilton dan juga Edword Furlong. Meskipun notebene membawa formula yang sama sekali tidak jauh berbeda, perubahan pada komposisi di sini sangat mempengaruhi kualitasnya.

Alhasilnya, tanpa ada campur tangan dari James Cameron, sebanyak tiga installment Terminator apapun bentuknya seperti (Spin-off (Salvation), Reboot (Genysys),  Rise Of The Machines) tidaklah cukup untuk memuaskan dahaga dari para peggemar berat yang biasanya menyaksikan aksinya lewat nonton movie bioskop 21. Begitu banyak dari kalanga berpendapat kalau dari ketiga proyek tersebut, sama sekali tidak memiliki level yang sama dari dua film pertamanya.


Hingga pada akhirnya, di dalam upaya reboot ketiganya ini, James Cameron kembali memutuskan untuk kembali terlibat. Hasilnya, dari pengamat setelah melihat istallment paling anyar ini, sudah terbukti bahwa pengaruh dari James Cameron itu membawa dampak yang begitu sangat signifikan. Meskipun di sini, keterlibatannya hanya sebatas dari produser sementara kursi penyutradaraa yang di percayakan pada Tim Miller.

Di ceritkan, bahwa beberapa tahun setelah apa yang terjadi di film terminator II: Judgment Day (T2), Sarah Connor (Linda Hamilton) dan juga putra dari John sukses mencegah terjadinya Judgment Day, hingga pada akhirnya satu T-800 datang, dan sukses menyelesaikan misinya tersebut.

Pada di masa kini, kurang lebih selama 22 tahun setelahnya, seorang gadis asal Meksiko yang bernama Daniella (Natalia Reyes) tiba-tiba muncul dan menjadi incaran dai terminator model baru, yakni Rev-9 yang sengaja di kirim dari masa depan. Untungnya, ada seorang prajurit wanita yang berasal depam yang bernama Grace (Mackenzie Davis) yang sudah di rancang secara bionik tiba lebih dulu supaya bisa melingungi Daniella.

Kedua gadis ini lalu berhasil di selamatkan sama Sarah Connor yang sudah menyamar menjadi pemburu Terminator. Pada belakangan ini sudah mulai terungkap apa saja yang menyebab Daniella menjadi buruan para Terminator da juga ancaman ras mesin terbaru yang berusaha untuk membunuh sang gads asal Meksiko tersebut seperti yang pernah Skynet coba perbuat pada John Connor pada beberapa tahun lalu.


Sebagai penggemar franchise, James Cameron sepertinya tahu benar kalau ia mempunyai keuntungan orisinalitas untuk bisa mengarahkan ke manpun manuver dari cerita ini. Dan, hal tersebut yang tepatnya di terapkan pada Dark Fate.

Tidak sama seperti penerus tongkat estafetnya (Alan Taylor, McG dan Jonathan Mostow), yang haru di tanggung oleh palem asli (kalau tidak mau di hujat karea erani menceng-red), James Cameron berhasil memanfaatkan privilegennya itu. Sekaligus bisa mengeliminasi eksistensi dari ketiga film Terminator terakhir, Dark Fate menceritakan kisahnya yang diakomedirya menjadi seksuel langsugn di Terminator II.

Sebenarnya formula kisah dari Dark Date ini sendiri tidaklah baru, dan bahkan ada juga beberapa scene yang hampir mirip dengan agegan di Teminator II. Akan tetapi, dalam penilaian penulisan secara pribadi justru inilah yang menjadi kekuatan utama dari film unu. Perpaduan kembalinya pemain lama dan juga muka baru malah bisa membuat perasaan berkecamuk. Rasa penasaran dan juga bostalgia mengenai prospek berkelanjutan film ini bercampur aduk saat menyaksikan filmya.

Kefasigan James Cameron soal mengenai film ini dan juga sentugan penyutradaraan tim millier yang selumnya sudah berhasil lewat film Deadpool, terbukti mampu memberikan sebuah tambahan yang berarti pada franchine ini, sesudah menghapus pasca Judgment Day, Drak Fate seperti terasa lebih baik. Apa yag di inginkan dari sebuah film terminator semua ada di sini. Adegan aksinya semua berjalan dalam oktan cepat sedangkan dari segi cerita sama sekali tidak terlalu rumit.


Performa dari akting para pemain juga mampu untuk menunjukkan performa yang lumayan memuaskan, Di samping itu juga Linda Hamilto yang penampilannya sudah tidak perlu di ragukan lagi sebagai seorag Sarah Connor, pujian demu pujian layak di berikan kepada Mackenzia Davis dan juga Gabriel Luna, yang sangat tampil menyakinkan sebagai manusia setengah robot yang memiliki kemampuan temput yang begitu tinggi dan mengeksekusi pordi adegan dari mereka.

Khususnya untuk kinerka dari Tim Miller di sini, boleh di katakan bagi yang mengharapkan kualitas yang pengeksekusian aksi seperti yang ia tampilkan sebelumnya di film Deadpool, kemungkinan besar anda akan merasa terpuaskan. Dengan beranekaragam aksi yang luas, dari kejar-kejaran mobil sampai perkelahian jarak dekat, hingga dengan adegan klimaksnya Tim Miller mampu membuat audiens terpukau dalam sajian aksi konstannya.

Meskipun sama sekali tidak berlalu mutlak (karena, tidak sedikit juga kalangan yang menilai negatis keputusan dari James Cameron meng alter cerita red), Dark Fate dalam sisi penelian kami merupakan intallment Terminator yang paling sangat memuaskan dan juga membawa angin segar tersendiri. Kamu juga terud menerus memuji James Cameron sebagai keputusan yang begitu brilian.

Hal ini di sebabkan, mereka mampu banting stir di dalam film ini mengubah segala format film yang tadiya di cap berlevel film testosteron menjadu sebuag fil yang famele led action movie. Sekaligus secara efektif menutup storyline klasik dari terminator (yang sudah sering cenderung menbosankan) serasa seperti kembali membuka sebuah  cakrawala baru yang menurut begitu hemat kami rasakan jauh lebih sangat menjanjikan nantinya. Terminator: Dark Fate mulai akan tayang di bioskop tanah air pada tanggal 30 Oktober 2019.

Berikut itulah review film Terminator: Dark Fate yang di rangkum oleh https://starxxi.com/. Jadi jangan sampai ketinggalan untuk menonton film tersebut di bioskap terdekat, di jamin film dari Terminator: Dark Fate akan membuat kalian tegang karena ceritanya yang begitu menarik sekali. Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment